Minggu, 19 Desember 2010

STRADIVARIUS BIOLA TERMAHAL DI DUNIA

Rahasia biola Stradivarius


Rahasia suara merdu biola Stradivarius yang begitu mempesona barangkali memang berasal dari “langit.”
Sejak berabad-abad, para ahli telah memperdebatkan apakah polesan pernis khusus ataukah pengolahan kayu secara tepatlah yang menjadi rahasia suara merdu nan kaya resonansi dari biola-biola Stradivarius.
Kini, seorang ahli pembaca cincin tahun pohon dari Universitas Tennessee, dan seorang ahli cuaca dari Universitas Columbia, menawarkan teori baru mengenai suara surgawi biola itu. Menurut mereka kayu-kayu yang dipakai membuat biola Stradivarius memiliki kemampuan akustik istimewa karena mereka tumbuh dalam lingkungan dengan musim dingin panjang dan diterpa musim panas yang sejuk. Dengan kata lain, biola-biola itu mendapatkan suara merdunya karena kemurahan langit.
“Ada hubungan antara suara merdu sebuah biola dengan kayu yang digunakan untuk membuatnya, sementara kualitas kayu berkaitan dengan iklim dan cuaca saat pohon kayu itu tumbuh,” ujar Dr. Henri Grissino-Mayer. “Secara ilmiah dikatakan iklim dan cuaca mempengaruhi kepadatan kayu, dan kepadatan menentukan kualitas suara biola.”
Maunder Minimum
Grissino-Mayer dari Tennessee dan Dr. Lloyd Burckle dari Columbia menduga musim dingin berkepanjangan yang melanda Eropa pertengahan tahun 1400-an hingga pertengahan tahun 1800-an telah memperlambat pertumbuhan pepohonan. Akibatnya kayu-kayu pinus Alpine yang digunakan Antonio Stradivari dan para pembuat biola terkenal Italia pada abad 17, menyusut dan lebih padat dibanding kayu cemara di masa berbeda. Kepadatan khusus itulah yang menghasilkan suara indah bila kayu dijadikan alat musik.
Adapun musim dingin yang dimaksud di atas, mencapai titik puncaknya selama jangka waktu 70 tahun, mulai tahun 1645 hingga 1715. Jangka waktu itu dikenal sebagai Maunder Minimum, diambil dari nama seorang astronom pengamat Matahari abad 19, E.W. Maunder, yang mendokumentasikan minimnya aktivitas Matahari selama periode itu.
Stradivari sendiri, sang maestro pembuat biola, lahir satu tahun sebelum Maunder Minimum dimulai. Instrumen-instrumen geseknya yang terbaik dibuat saat periode tersebut hampir berakhir, dimana masa keemasaannya adalah antara tahun 1700 hingga 1720.
Paduan iklim dan keahlian
Grissino-Mayer –yang dua tahun lalu meneliti keaslian biola Stradivarius paling “dimuliakan” yang dijuluki The Messiah atau Sang Mesias– telah melakukan penelitian terhadap kayu-kayu pinus dan cemara yang tumbuh di dataran tinggi antara Prancis barat hingga selatan Jerman, pada kurun waktu tahun 1500 hingga kini. Ia menemukan suatu periode unik (tahun 1625-1720) dimana pohon-pohon tumbuh lambat dan memiliki cincin tahun sempit dan padat.
“Cincin-cincin tahun yang sempit menunjukkan bahwa pohon mengalami pertumbuhan lambat dan berada dalam masa sulit,” tulis Grissino-Mayer dan Burckle dalam journal ilmiah Dendrochronologia yang beredar minggu ini. “Namun masa sulit akibat Maunder Minimum itu justru menghasilkan kayu yang baik, sehingga bisa dikatakan bahwa iklim dan cuaca mempengaruhi kualitas alat musik yang dibuat orang-orang Cremona (Italia) waktu itu.”
Namun demikian bahan yang baik tidak akan berarti tanpa kepiawaian seorang ahli. Oleh sebab itu, dalam akhir tulisannya, kedua peneliti menyimpulkan bahwa “Terjadinya Maunder Minimum pada saat keahlian para pembuat biola Cremona mencapai puncaknya, merupakan perpaduan indah yang kemudian membidani lahirnya biola-biola bersuara merdu tiada tanding seperti The Messiah.”
Sebuah biola Stradivarius yang dijual di Balai Lelang Christie New York tahun lalu laku lebih dari 2 juta dollar AS atau sekitar 2 milyar rupiah, harga yang fantastis untuk suatu alat musik. (AP/CNN/wsn)


BIOLA TERMAHAL DIDUNIA



Sebuah biola Stradivarius memecahkan rekor lelang termahal di balai lelang Christie.
Biola ini dikenal dengan julukan "The Hammer" alias "si Palu". Dinamakan demikian karena pernah dimiliki oleh Christian Hammer, seorang kolektor Swedia pada abad ke 19.
Biola Stradivarius ini telah berumur hampir 300 tahun, telah memecahkan rekor harga termahal yang pernah dibayarkan untuk sebuah alat musik. Terjual pada hari Rabu 17 Mei 2006 di balai lelang Christie New York, dengan harga fantastis US$ 3.5 Juta setara dengan 280 Milyar Rupiah.
Instrumen musik ini dibuat pada tahun 1707, yang telah mengalahkan harga penjualan sebuah biola Stradivarius yang lain pada tahun 2003, seharga US$ 2.03 Juta.
Pembelinya tidak disebutkan namanya, tetapi sumber dari balai lelang Christie New York menyebutkan dia adalah seorang pencinta dan pelindung seni musik klasik. Selama ini biola tersebut dimiliki oleh seseorang, yang sering meminjamkannya kepada orkestra ternama didunia.
Lelangnya sendiri berlangsung amat menegangkan, dengan reaksi-reaksi tercengang diperlihatkan oleh para penonton yang menyaksikan lelang tersebut. Tepukan yang amat meriah terdengar pada waktu tawaran mencapai US$ 3 Juta.
"Saya harus mengakui bahwa saya hampir tidak dapat bernapas pada waktu menyaksikan lelang tersebut," kata Kerry Keane, kepala dari departemen instrumen musik balai lelang Christie. Dia mengatakan bahwa biola ini akan terus dimainkan pada konser-konser musik klasik mendatang diseluruh dunia.

Antonio Stradivari adalah seorang pembuat biola paling ternama dalam sejarah.
Dia telah membuat lebih dari 1000 biola, viola, cello dan violoncellos. Hasil kerja Stradivari yang paling belakangan telah menghasilkan alat-alat musik terbaik yang amat di gandrungi oleh para pemusik dunia. "Biola ini menghasilkan suara indah, yang tidak dapat disaingi oleh pembuat biola manapun," kata Mr. Keane. "Apabila dimainkan, anda dapat mendengar suara biola ini dari tempat duduk baris paling depan, maupun dari tempat duduk paling murah dibelakang,"
Biola "The Hammer" ini dibuat pada masa keemasan Stradivari 1700-1720, yang kemudian dibawa ke Amerika pada tahun 1911.
Sebelum lelang, balai lelang Christie memperkirakan harga biola ini antara US$ 1.5 Juta sampai US$ 2.5 Juta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar